Rabu, 06 Januari 2016

Mudahnya Sulit, Sulitnya Mudah

Dalam kehidupan, kita akan selalu mengalami mudah dan sulit terutama dalam menggapai mimpi. Hampir setiap orang pasti memiliki impian dalam hidupnya. Hanya orang yang tidak pantas hiduplah yang tidak pernah dan tidak ingin memiliki impian. Kadang kita berpikir bahwa untuk mewujudkan impian itu sangatlah mudah, sehingga kita benar-benar semangat untuk mewujudkannya; bahkan sampai jungkir balik dan lupa makan. Tetapi, kadang kita juga berpikir bahwa untuk mewujudkan impian itu sangatlah sulit, sehingga akhirnya kita putus asa dan berhenti berusaha untuk mewujudkannya. Sebenarnya untuk meraih impian itu bukanlah hal yang sulit, hanya saja tidak mudah.          
Mungkin kita sering mendengar ayat ini, tetapi mungkin saja kadang hati dan pikiran kita lalai untuk mengamalkannya atau lupa untuk memahaminya/merenungkannya. Padahal jika ayat ini benar-benar dipahami/direnungkan, manfaatnya akan sungguh luar biasa. Sungguh berbagai kesempitan kita pastilah akan akan terasa ringan dan semakin mudah kita pikul. Berikut ini tanggapan para pakar tafsir mengenai ayat di atas.
Kesimpulan : Semudah-mudahnya hidup pasti akan ada kesulitan yang menghadang. Hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk mengingatkan kita agar selalu mawas/ introspeksi diri. Sesulit-sulitnya hidup pasti akan ada kemudahan yang datang.  Hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk mengingatkan kita agar selalu bersyukur. Kita harus menyiapkan pikiran dan hati yang ikhlas sebagai senjata dalam menghadapi mudah dan sulitnya hidup.

Memahami Pemikiran

  
.Kuliah kali berbeda dengan kuliah sebelum-sebelumnya. Ada mahasiswa S3 yang melakukan observasi untuk perkuliahan kali ini. Dalam kuliah kali ini, Pak Marsigit menjelaskan sambil menuliskannya di papan tulis. Berikut ini tulisan Pak Marsigit di papan tulis


 Inline image 1Inline image 2

 Perlu waktu untuk memahami tulisan ini. Penggambaran tentang pemikiran yang begitu rumit tentunya tidaklah mudah untuk dipahami. Dalam hal ini refleksi bertuliskan apapun di dunia ini berjenjang, memiliki tingkatan dimensi, dan hierarkis. Contohnya dimensi pengetahuan yang dimulai dari material-formal-normati-spiritual; dimensi powernow dan fenomena Compte. Setiap dimensi pastilah memiliki ciri khas masing-masing. Setiap dimensi tersebut juga memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya sehingga membentuk suatu keteraturan (sistem) dalam ruang dan waktu, baik di dunia maupun di akhirat.



 

Apakah Kamu Sadar sedang Belajar Filsafat ..........?

            Perkuliahan hari ini membuat saya sadar bahwa sebenarnya saya kurang memperhatikan saat kuliah filsafat, sehingga saya perlu untuk lebih sadar dalam belajar filsafat. Dengan nilai nol yang pernah saya peroleh, membuat saya sadar bahwa berjaya di partai nol itu sudah harus berakhir. Kuliah kali ini diawali dengan tes jawab singkat yang terdiri dari 50 pertanyaan. Pertanyaan ini menyangkut tes menembus ruang dan waktu. Dari tes jawab singkat ini, kita bisa belajar mengenai dimensi ruang dan waktu yaitu material, analitik, formal, normatif dan spiritual. Berikut ini pembahasan singkat mengenai jawaban pertanyaan tes jawab singkat …..
Materialnya apapun adalah material, sedangkan analitik itu logika pikir. Jika material diterapkan pada benda maka hal ini menyangkut banyaknya benda yang dihitung. Contohnya,  analitiknya formal. Formal itu aturan, maka analitiknya formal berarti banyaknya aturan-aturan. Lalu, analitiknya normatif yaitu analitik. Analitik merupakan istilah normatif dan filsafat juga istilah normatif. Selanjutnya, analitiknya sprititual. Analitik itu logika, maka analitiknya spriritual itu logika Tuhan.Dalam menembus ruang dan waktu haruslah menyesuaikan keadaan. Sintetik adalah interaksi antara campuran benda-benda. Simtetiknya material adalah campuran benda-benda. Sintetiknya formal adalah formal gabungan dari aturan-auran. Sintetiknya normatif adalah sintetik. Selanjutnya, sintetiknya sprititual adalah produk-produk dari spiritual.Apriori adalah pikiran. Apriorinya material adalah benda-benda pikir. Apriorinya formal adalah aturan-aturan di dalam pikir. Selanjutnya, apriori spriritual adalah takdir. Kita dapat memikirkan takdir, tetapi sepenuhnya takdir adalah kehendak Tuhan. Transenden adalah dimensi para dewa. Ingat para dewa berada di dimensi di atas kita. Contohnya, kita adalah dewa bagi adik, bank adalah dewa bagi uang. Dewa bisa mengatur dimensi di bawahnya. Transendenya material berarti benda-bendanya para dewa. Transendennya spiritual berarti para amalaikat.Relatifnya formal adalah aturan yang longgar. Relatifnya normatif adalah relatif. Relatifnya spritiual berarti ciptaan Tuhan yang ada di bumi. Sebenar-benarnya tidak ada yang absolut di dunia ini, hanyalah Tuhan yang absolut. Absolutnya formal berarti ketentuan Tuhan. Absolutnya normatif berarti ilmu Tuhan. Absolutnya spiritual berarti kuasa Tuhan.Skeptisnya material adalah benda-benda yang bergerak. Skeptis berarti belum menentukan posisi. Skeptisnya formal adalah aturan-aturan yang tak jelas. Skeptisnya normatif adalah skeptis. Skeptisnya spiritual adalah Syaitan. Skeptis juga berarti ragu-ragu. Mitosnnya material adalah benda pusaka………..
Kita harus mengakui bahwa kita tidak boleh hanya mengandalkan hasil tes jawan singkat. Kita harus mau membaca blog dan membuat comment.  
            Setelah tes jawab singkat, kuliah dilanjutkan dengan menyampaikan pertanyaan.
Pertanyaan pertama dari Elfrida Noviana Dewi :
Bagaimana membangun filsafat bagi orang yang sama sekali belum memahaminya?
Bagaimana dengan orang yang tidak kuliah atau tidak mengambil mata kuliah filsafat?
Jawaban Pak Marsigit :
Dalam membangun filsafat, kita harusnya memiliki sifat ikhtiar. Jika kita diminta untuk membaca maka kita harus mau membaca, sama dengan membuat komen, maka kita haru mau membuat komen, jika diminta berpikir maka kita harus berpikir. Bagi orang-orang yang tidak kuliah, kita tidar perlu memfilsafatkan masyarakan, hal ini tidak perlu karena lebih baik kita mengurusi diri kita sendiri.
Pertanyaan kedua dari Mu’ahid Nur Rahman :
Mohon dijelaskan mengenai apa yang dimaksud skeptis?
Jawaban Pak Marsigit :
Skeptis berarti meragukan segala sesuatu. Pada zaman dahulu di Yunani, tokoh skeptis adalah Rene Descartes. Awal mulanya dari mimpi. Tetapi, mimpi yang dialami Rene Descartes sangat berbeda sehingga membuatnya tidak mampu membedakan antara mimpi dan kenyataan. Kemungkinan ini mungkin saja terjadi di negeri yang bersalju seperti Perancis. Di lingkungan yang bersalju, serba putih, dan dingin memanglah wajar. Ketika bermimpi tentang salju, ya seperti itu. Ketika berada di luar rumah, hamparan salju ya seperti itu. Ketika tidur dan bangun tidur, salju juga begitu. Memang, jika di Indonesia hal ini sulit terjadi karena tidak ada hamparan salju yang luas. Rene lalu kebingungan dan ia hendak mencari kepastian. Semua yang dilihat dan dipikikan tidak dapat dipercaya termasuk Tuhan pun dia tidak percaya. Tetapi, singkat kata pada akhinya Rene mampu menemukan Tuhan.
Rene memang meragukan segala sesuatu, sehingga ia mencari tahu terus-menerus. Satu hal yang menurutnya jelas-jelas pasti bahwa aku ini sedang bertanya. Tidak ada yang bisa mendebat hal ini. Menurutnya jika aku bertanya maka aku ada, saya berpikir maka saya ada. Dampak hal ini tidak main-main.
Jika kita tidak berpikir bisa jadi jangan-jangan kita tidak ada. Kalau kita tidak membuat comment bisa jadi jangan-jangan kita tidak ada. Menurut Rene Descartes, itulah yang namanya Skeptisism. Gabungan antara skeptis dengan positif akan menjadi Metode Saintifik.
Pertanyaan ketiga dari Sdri. Deary Putriani :
Mohon dijelaskan mengenai apa itu transenden?
Jawaban Pak Marsigit :
Transenden itu adalah sifat yang berada pada dimensi dewa atau dimensi di atasnya. Contohnya rector adalah transenden bago mahasiswa serta dosen adalah transenden bagi mahasiswa; siswa mengetahui sedikit tentang sifat dosen, sedangkan dosen mengetahui banyak tentang sifat mahasiswa. Contoh lain adalah cacing dengan ayam. Ayam adalah dewanya cacing. Sifat ayam transenden bagi sifat cacing. Cacing mungkin berjalan santai di dekat ayam, padahal ayam siap mematuknya. Transenden memiliki sifat yang ada di dimensi di atasnya.
Pertanyaan keempat dari Sdri. Ilma Rizki Nur Afifah :
Adakah aturan dalam berfilsafat?
Jawaban Pak Marsigit :
Selama ini, sebenarnya kita sedang membicarakan aturan filsafat. Pertanyaan ini ibarat kita seperti ayam yang ada di dalam lumbung padi. Ayam menginjak-injak makanan yang akan dimakan. Sampai sekarang dan sampai akhir, sebenarnya kita telah bicara tata cara berfilsafat. Aturan itu melimpah ruah sehingga barangkali justru itu membuat kita sulit mengatakannya.
Pertanyaan kelima dari Rita Suryani :
Mohon lebih dijelaskan mengenai validism beserta contohnya!
Jawaban Pak Marsigit :
SALAH itu BENAR. Filsafatnya SALAH namanya Validism. Dengan adanya filsafat ini, kita akan menyadari bahwa ketika kita mendapat nilai NOL, nilai itu adalah BENAR. Memang tes jawab singkat tadi dibuat agar kita tidak sombong. Jika kita mencari ilmu yang didasari dengan rasa sombong, maka kita tidak akan mendapat apa-apa. Inilah pengakuan Partai Nol Indo.
Jika guru menyadari bahwa dunia siswa adalah dunianya menjawab SALAH, maka guru akan maklum. Sangatlah wajar jika siswa salah karena siswa sedang belajar. Guru harus tahu filsafat bahwa di dunia ini perlu ada yang SALAH. Seandainya, guru marah-marah dan stress, maka siswa juga akan stress dan semuanya akan RUGI.
Dalam kuliah ini, banyak yang tidak paham elegi misalnya elegi paradoks tukang cukur. Sebenarnya elegi ini menyatakan bahwa f(x) adalah himpunan dari a sama dengan x dengan x tidak sama dengan x…..sungguh rumit penjelasannya….
Pertanyaan keenam dari Latifatul Karimah :
Nilai kebenaran dalam filsafat didasarkan pada apa?
Jawaban Pak Marsigit :
Nilai kebenaran ditentukan oleh yang ada dan yang mungkin ada dalam ruang dan waktu. Benar diriku itu subjektif. Benar diri kita itu objektif. Benar dalam pikiran itu ideal. Benar di luar pikiran kita itu relatif. Sebenarnya ilmu yang dipelajari itu melimpah ruah-banyak sampai-sampai mungkin kita tidak tahu. Ibarat anak ayam yang kelaparan di dalam lumbung padi. Ayam mungkin tidak dapat membedakan antara batu dan makanan. Kebenaran dunia ini relatif, tetapi kebenaran Tuhan itu absolut. Kebenaran skeprtis itu diragukan dan kebenaran pikiran itu adalah konsisten atau koheren.
Barang siapa berpikir tidak konsisten maka itulah yang disebut salah; salahnya berpikir. Kebenaran para dewa adalah para logos. Kebenaran para daksa adalah pada faktanya. Kebenaran subjek adalah para predikatnya, sedangkan kebenaran predikat adalah para subjeknya. Kebenaran kapitalis itu modalnya; siapa yang bermodal dianggap ada. Kebenaran utilitarian adalah asas manfaat. Kebenaran pragmatis itu praktisnya. Kebenaran material itu bendanya. Kebenaran spiritual itu firman Tuhan. Kebenaran benda-benda itu relatif, sedangkan kebenaran Tuhan itu absolut.
Pertanyaan ketujuh dari Anggara Ari Mustofa :
Apakah filsafat dari nol?
Jawaban Pak Marsigit :
Filsafat dari nol adalah nihilism. Nihilism menganggap bahwa pada akhirnya manusia itu hampa atau tiada. Manusia menggapai ketiadaan agar hidup bahagia. Tiada nafsu, tiada amarah, tiada cita-cita, dan dalam keadaan tiada kita akan naik ke nirwana.
Pertanyaan kedelapan dari Winda Dwi Astuti :
Filsafat apa yang membiacarakan masa depan?
Jawaban Pak Marsigit :
Tokoh filsafat ini adalah Immanuel Kant dalam bukunya teologi. Bisa jadi jika mulai sekarang kita belajar terbang, mungkin saja turunan ke dua puluh ribu kita bisa terbang. Hal ini sesuai dengan prinsip evolusi. Contohnya ikan di laut bisa berubah bentuk karena disesuaikan dengan aktivitasnya. Mungkin saja kuda nil bisa jadi badannya membesar karena di air tidak banyak bergerak dan lama lama mungkin saja bisa kehilangan kakinya. Semilyar tahun lagi mungkin hal ini bisa terjadi.
Pertanyaan kesembilan dari Diah Hapsari Widyarini :
Adakah batasan mencari ilmu?
Jawaban Pak Marsigit :
Ciri orang berfilsafat mudah dipahami. Pertanyaan ini tidak mudah dipahami karena sebenar-benarnya ilmu itu terbentang luas.
Pertanyaan kesepuluh dari Isti Handayani :
Apa yang membuat Bapak tertarik memdalami filsafat?
Jawaban Pak Marsigit :
Hidup tidak semata-mata atas dasar tertarik. Tertarik itu berarti pelaku tunggal yang penuh full of otority. Banyak kejadian yang tidak sengaja, di luar kemauan, dan di luar pikiran; semua mengalir begitu saja. Misalnya saya cerita Pak Marsigit hingga akhirnya menjadi seorang professor….mendapat gelar guru besar yang unik yaitu guru besar dalam ilmu pembelajaran matematika…. (sungguh di luar apa yang dibayangkan)
Tipsnya. Jalani saja apa yang perlu kita jalani. Tuntaskan semua kewajiban. Tuntaskan semua tugas. Setiap event haruslah berprestasi….. berprestasi….. kuncinya FOKUS…. Dengan pengalaman terbatas yang dialami, dengan ilmu yang dipunyai, kita dapat menjelaskan unsur-unsur spiritual tetapi harus menjaga sopan dan santun.
Pertanyaan kesebelas dari Tangguh Yudho Pamungkas :
Apa hubungan filsafat dengan Tuhan?
Jawaban Pak Marsigit :
Bacalah elegi menggapai ritual ikhlas 1-43. Pertanyaan ini sudah sejak awal kita bahas terus menerus. Tidak perlu metode definisi karena hubungan filsafat dengan Tuhan dapat dpahami jika kita cermat. Dari awal sampai sekarang, hal ini selalu dibicarakan itulah posisinya ibarat kita ingin mendefiniskan cinta. Tak akan bisa kita mendefinisikan cinta karena sejak dulu kita telah bicara cinta Walaupun tidak terucap tapi terlihat dalam tindakan dan tulisan. Singkatnya, filsafat itu pikiran dan agama itu hati.
Sehebat-hebatnya pikiran tidak akan mungkin mengetahui relung-relung hati seseorang. Itulah gambaran setinggi tinggi ilmu manusia. Tidak akan mungkin manusia dapat mengetahui rahasia Tuhan. Jika diturunkan, sehebat-hebatnya ucapan tidak akan mungkin bisa mengucapkan apa yang ada dalam pikiran. Sehebat-hebatnya tulisan tidak akan mungkin bisa menulis apa yang akan diucapkan. Selincah-lincahnya gerakan tidak akan mungkin bisa melaksanakan apa yang sudah ditulisankan. Dunia berstuktur dan berhierarkis. Jangan sombong dan gagah-gagahan untuk mengetahui rahasia Tuhan.
Kesimpulan : Untuk menembus ruang dan waktu maka kita sebaiknya menyesuaikan diri. Bacalah ketika diminta membaca, berpikirlah ketika diminta berpikir… Dalam berfilsafat kita harus mampu memikirkan hal-hal yang paling sepele.

Bertanyalah ….

  Hari ini perkuliahan diawali dengan tes jawab singkat yang terdiri dari 50 soal. Hasil dari tes minggu ini masih sama dengan minggu lalu, kali ini Partai Nol Indo masih Berjaya bahkan pengikutnya bertambah. Setelah tes jawab singkat, kuliah dilanjutkan dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan pertama dari Tangguh Yudho Pamungkas:
Dalam tulisan Bapak, Bapak pernah menyebutkan siswa yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan bahwa siswa tersebut kesulitan menembus ruang dan waktu. Nah, secara filsafat apa sebenarnya bagaimana prosedur belajar itu ?
Jawaban dari Bpk. Marsigit
Secara filsafat, ketika menjawab 'salah' dalam tes jawab singkat, sebenarnya ada jawaban yang 'benar'. Seandainya, kita ditanya siapa nama cucu dari Pak Marsigit. Tidak diragukan lagi, absolutely, kita tidak tahu. Secara filsafat, ini termasuk dalam aliran validism. 
Seandainya kita tetap dipaksa menulis nama cucu dari Pak Marsigit, lalu kita menjawa SALAH. Secara filsafat, SALAH itu BENAR. Hal ini menunjukkan metafisik yaitu yang tersembunyi. Semua yang ada dalam tes jawab singkat tadi sebenarnya ada tokonya sehingga tidak asal ditanyakan.
Dalam pembelajaran filsafat pendidikan matematika ini, Pak Marsigit telah memfasilitasi mahasiswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Contohnya metafisik diartikan sebagai filsafat sembunyi. Padahal arti sebenarnya adalah dibalik yang fisik. Sepandai-pandainya orang yang berfilsafat, jika mudah dipahami orang awam. Alasan Pak Marsigit membuat elegi agar kita dapat berfilsafat. Filsafat mempedulikan ruang dan waktu. Secara filsafat, orang sukses adalah orang yang berani menembus ruang dan waktu. Bahkan binatang, tumbuhan, dan batu sekalipun mampu menembus ruang dan waktu. Bahkan ketika kita doing nothing pun sebanrnya kita juga menembus ruang dan waktu seperti halnya batu.
Dalan filsafat, penggunaan bahasa itu penting. Misalnya dalam statistika ada istilah data. Jika turun ke sekolah, data ini adalah siswa. Jika naik ke atas, data ini adalah yang sudah ada. Jika naik lagi ke spriritual, data ini adalah ciptaan Tuhan. Adanya bermacam-macam bahasa karena adanya perbedaan ruang dan waktu. Contohnya ketika mengajar di SD dan SMP haruslah menggunakan bahasa yang berbeda. Hal yang sangat khoyol ketika kita mengajarkan integral di SD. Integral memiliki unsur dasar jumlahan luas atau jauh-dekat. Bagi anak SD, jauh-dekat lebih mudah dipahami daripada integral. Itulah sebenar-benarnya matematika. Dalam mengajar matematika tidah harus selalu dengan definisi. Anak-anak dapat memahami jauh-dekat, benci-rindu, besar-kecil,…. dst  karena pergaulannya. Sebagai pendidik, sebaiknya haruslah peduli ruang dan waktu. Selain itu, pendidik juga haruslah sopan dan satun terhadap filsafat. Filsafat itu merupakan kesadaran.
Pertanyaan kedua dari Anwar Rifa’i:
Bagamana cara efektif dalam belajar filsafat?
Jawaban Pak Marsigit:
Cara efektif adalah belilah pil filsafat. Pertanyaan ini menunjukkan hidup yang tidak harmoni atau tidak sehat. Efektif mengandung unsur memaksa. Ibarat tidak melakukan apa-apa, tetapi mendapat nilai A. Bagaimana caranya? Jalan pintas pergi ke embah dhukun….. (intermezo). Sudahlan menjadi kodrat manusia untuk menjadi rata-rata. Sebenarnya, fungsi tes jawab singkat tadi adalah untuk mengukur kemapuan dan mengadakan yang mungkin ada. Dengan ini, kita akan sadar bahwa dari 100 kata yang dipikirkan oleh Pak Marsigit ternyata tidak satupun ada di dalam pikiran kita.
Tidak ada cara yang paling baik untuk mendidik dari sisi dunia tetapi untuk mendidik secara spriritual disesuaikan dengan agama masing-masing. There is no the best way to educate! Mendidik yang baik adalah mendidik dengan multimethod dan multicara. Filafat adalah diri kita sendiri. Jika setelah mendengar jawaban tadi, kita mau membaca referensi maka pengetahuan ini tidak akan menjadi MITOS-MITOS. Dengan demikian, bertanyalah, dengarkan jawabannya, kemudian bacalah, maka arti yang kita cari itu takkan 'tersembunyi' lagi…