Rabu, 06 Januari 2016

Bertanyalah ….

  Hari ini perkuliahan diawali dengan tes jawab singkat yang terdiri dari 50 soal. Hasil dari tes minggu ini masih sama dengan minggu lalu, kali ini Partai Nol Indo masih Berjaya bahkan pengikutnya bertambah. Setelah tes jawab singkat, kuliah dilanjutkan dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan pertama dari Tangguh Yudho Pamungkas:
Dalam tulisan Bapak, Bapak pernah menyebutkan siswa yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan bahwa siswa tersebut kesulitan menembus ruang dan waktu. Nah, secara filsafat apa sebenarnya bagaimana prosedur belajar itu ?
Jawaban dari Bpk. Marsigit
Secara filsafat, ketika menjawab 'salah' dalam tes jawab singkat, sebenarnya ada jawaban yang 'benar'. Seandainya, kita ditanya siapa nama cucu dari Pak Marsigit. Tidak diragukan lagi, absolutely, kita tidak tahu. Secara filsafat, ini termasuk dalam aliran validism. 
Seandainya kita tetap dipaksa menulis nama cucu dari Pak Marsigit, lalu kita menjawa SALAH. Secara filsafat, SALAH itu BENAR. Hal ini menunjukkan metafisik yaitu yang tersembunyi. Semua yang ada dalam tes jawab singkat tadi sebenarnya ada tokonya sehingga tidak asal ditanyakan.
Dalam pembelajaran filsafat pendidikan matematika ini, Pak Marsigit telah memfasilitasi mahasiswa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Contohnya metafisik diartikan sebagai filsafat sembunyi. Padahal arti sebenarnya adalah dibalik yang fisik. Sepandai-pandainya orang yang berfilsafat, jika mudah dipahami orang awam. Alasan Pak Marsigit membuat elegi agar kita dapat berfilsafat. Filsafat mempedulikan ruang dan waktu. Secara filsafat, orang sukses adalah orang yang berani menembus ruang dan waktu. Bahkan binatang, tumbuhan, dan batu sekalipun mampu menembus ruang dan waktu. Bahkan ketika kita doing nothing pun sebanrnya kita juga menembus ruang dan waktu seperti halnya batu.
Dalan filsafat, penggunaan bahasa itu penting. Misalnya dalam statistika ada istilah data. Jika turun ke sekolah, data ini adalah siswa. Jika naik ke atas, data ini adalah yang sudah ada. Jika naik lagi ke spriritual, data ini adalah ciptaan Tuhan. Adanya bermacam-macam bahasa karena adanya perbedaan ruang dan waktu. Contohnya ketika mengajar di SD dan SMP haruslah menggunakan bahasa yang berbeda. Hal yang sangat khoyol ketika kita mengajarkan integral di SD. Integral memiliki unsur dasar jumlahan luas atau jauh-dekat. Bagi anak SD, jauh-dekat lebih mudah dipahami daripada integral. Itulah sebenar-benarnya matematika. Dalam mengajar matematika tidah harus selalu dengan definisi. Anak-anak dapat memahami jauh-dekat, benci-rindu, besar-kecil,…. dst  karena pergaulannya. Sebagai pendidik, sebaiknya haruslah peduli ruang dan waktu. Selain itu, pendidik juga haruslah sopan dan satun terhadap filsafat. Filsafat itu merupakan kesadaran.
Pertanyaan kedua dari Anwar Rifa’i:
Bagamana cara efektif dalam belajar filsafat?
Jawaban Pak Marsigit:
Cara efektif adalah belilah pil filsafat. Pertanyaan ini menunjukkan hidup yang tidak harmoni atau tidak sehat. Efektif mengandung unsur memaksa. Ibarat tidak melakukan apa-apa, tetapi mendapat nilai A. Bagaimana caranya? Jalan pintas pergi ke embah dhukun….. (intermezo). Sudahlan menjadi kodrat manusia untuk menjadi rata-rata. Sebenarnya, fungsi tes jawab singkat tadi adalah untuk mengukur kemapuan dan mengadakan yang mungkin ada. Dengan ini, kita akan sadar bahwa dari 100 kata yang dipikirkan oleh Pak Marsigit ternyata tidak satupun ada di dalam pikiran kita.
Tidak ada cara yang paling baik untuk mendidik dari sisi dunia tetapi untuk mendidik secara spriritual disesuaikan dengan agama masing-masing. There is no the best way to educate! Mendidik yang baik adalah mendidik dengan multimethod dan multicara. Filafat adalah diri kita sendiri. Jika setelah mendengar jawaban tadi, kita mau membaca referensi maka pengetahuan ini tidak akan menjadi MITOS-MITOS. Dengan demikian, bertanyalah, dengarkan jawabannya, kemudian bacalah, maka arti yang kita cari itu takkan 'tersembunyi' lagi…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar